Dengue fever (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit. Meskipun gejalanya biasanya ringan hingga sedang, DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Salah satu pertanyaan umum yang sering muncul tentang DBD adalah apakah seseorang yang pernah terinfeksi penyakit ini akan kebal terhadap infeksi berikutnya. Menurut para ahli, setelah seseorang terkena DBD, tubuhnya akan menghasilkan kekebalan terhadap serotipe virus dengue yang menyebabkan infeksi tersebut. Artinya, orang tersebut akan kebal terhadap serotipe virus dengue yang sama, tetapi masih rentan terhadap serotipe lain yang berbeda.
Namun, kekebalan ini bersifat sementara dan tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan terinfeksi lagi di kemudian hari. Selain itu, kekebalan yang terbentuk setelah terkena DBD juga tidak melindungi seseorang dari infeksi virus dengue yang berbeda serotipe. Oleh karena itu, tetaplah waspada dan terus menjaga kebersihan lingkungan serta mencegah gigitan nyamuk agar terhindar dari infeksi DBD.
Meskipun kekebalan setelah terkena DBD tidak bersifat permanen, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit ini. Selama ini, langkah pencegahan yang paling efektif tetaplah dengan membersihkan lingkungan, menggunakan kelambu saat tidur, dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk.
Dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini, penting bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap penyakit lain seperti DBD. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, serta selalu konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala DBD. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mencegah penyebaran penyakit ini dan menjaga kesehatan kita serta keluarga. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.